MANUSIA DAN KEADILAN
ARTI KEADILAN
Menurut kamus umum bahasa
indonesia susunan W.J.S Poerwadarminta, kata adil berarti tidak berat sebelah
atau memihak manapun tidak sewenang-wenang. Sedangkan menurut istilah keadilan
adalah pengakuan dan perlakukan yang seimbang
antara hak dan kewajiban.
Keadilan menurut aristoteles
adalah kelayakan dalam tindakan manusia, ada berbagai macam keadilan yaitu :
·
Keadilan legal atau keadilan moral
Yaitu merupakan subtansi rohani
umum dari masyarakat yang mebuat dan menjadi kesatuannya.
·
Keadilan distributive
Yaitu keadilan ini akan
terlaksana apabila hal-hal yang sama dilakukan secara sama dan hal-hal yang
tidak sama diperlakukan tidak sama.
·
Keadilan komutatif
Yaitu keadilan ini merupakan asa
pertahun dan ketertiban dalam masyarakat.
KEJUJURAN
Jujur atau
kejujuran berati apa yangdikatakan seseorang sesuai dengan hati nuranimya,
jujur berarti juga seseorang yang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang
dilarang agama dan hukum, untuk itu dutuntut satu kata dan perbuatan, yang
berarti bahwa apa yang dikatakan harus sama dengan perbuatanya.
Jujur berarti
pula menepati janji atau menepati sanggupan, baik yang telah terlahir dalam
kata-kata maupun apa yang masih di dalam hati (niat). Jadi seseorang yang tidak
menepati niatnya berarti mendustai dirinya sendiri. Apabila niat itu terlahir
dari kata-kata, padahal tidak di tepati maka kebohonganya di saksikan oran
lain.
Jujur
memberikan keberanian dan ketentraman hati, serta mensucikan, lagi pula membuat
luhurnya budi pekerti. Teguhlah pada kebenaran, sekalipun kejujuran dapat
menikammu, serta jangan pula mendusta, walaupun dustamu menguntungkan.
KEKURANGAN
Kekurangan
atau curang identik dengan ketidak jujuran atau tidak jujur, dan sama pula
dengan licik, meskipun tidak serupa benar,. Curang atau kecurangan artinya apa
yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya, atau orang itu memang dari
hatinya sudah berbuat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa
bertenaga dan berusaha.
- · Faktor ekonomi
Setiap orang berhak hidup layak
dan membahagiakan dirinya. Terkadang untuk mewujudkan hal tersebut kita sebagai
makhluk lemah, tempat salah dan dosa. Sangat rentan sekali dengan hal-hal
pintas dalam merealisasikan apa yang kita inginkan dan fikirkan.
- · Faktor peradaban dan kebudayaan
Peradaban dan kebudayaan sangat
mempengaruhi mentalitas individu yaqng terdapat didalamnya “system kebudayaan”
meski terkadang hal ini tidak selalu mutlak. Keadilan dan kecurangan merupakan
sikap mental yang menumbuhkan keberanian dan sportifitas. Pergeseran moral saat
ini memicu terjadinya pergeseran nurani, hamper pada setiap individu di
dalamnya sehingga sulit sekali untuk menentukan dan bahkan menegakkan keadilan.
- · Teknis
Hal ini juga menentukan arah
kebijakan, bahkan keadilan itu sendiri, terkadang untuk bersikap adil kitapun
mengedapankan aspek perasaan dan kekeluargaan, sehingga sangat sulit sekali
untuk dilakukan, atau bahkan mempertahankan kita sendiri harus melukai perasaan
orang lain.
PEMULIHAN NAMA BAIK
Nama baik
merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela.
Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya baik. Lebih-lebih jika ia
menjadi teladan bagi orang atau tetangga disekitarnya adalah suatu kebagaan batin
yang tak ternilai harganya. Penjagaan nama baik erat hubunganya dengn keadaan
tingkah laku atau perbuatan atau boleh dikatakan bahwa baik atau tidak baik
adalah tingkah laku atau perbuatanya. Yang dimaksud tingkah laku dan perbuatan
itu antara lain : cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, ramah tamah,
disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan-perbuatan yang dihalalkan
agama dan sebagainya.
Pada
hakikatnya pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala
kesalahanya, bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau
tidak sesuai dengan akhlak yang baik. Untuk memulihkan nama baik, manusia harus
tobat atau meminta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir, mewlainkan
harus beratingkah laku yang sopan, ramah, berbuat norma dengan memberikan
kebajikan dan pertolongan kepada sesama hidup yang perlu ditolng dengan kasih
saying, tanpa pamrih takwa kepada tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal,
jujur, adil dan budi luhur selalu di pupuk.
Pembalasan
Pembalasan
adalah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa
perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa,
tingkah laku yang seimbang. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan.
Pergaulan yang bersahabat mendapat pembalasan yang bersahabat. Sebaliknya
pergaulan yang penuh kecurigaan menimbvulkan balasan yang tidak bersahabat
pula. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk moral dan makhluk social.
Dalam bergaul manusia harus mematuhi
norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia berbuat amoral,
lingkungannyalah yang menyebabkanya. Perbuatan amoral pada hakikatnya perbuatan
yang melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban manusia. Oleh karena itu
manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar atau diperkosa, maka manusia
berusaha mempertahankan hak dan kewajibanya itu. Mempertahakn hak dan kewajiban
itu adalah pemballasan.BERBAGAI MACAM KEADILAN
A). Keadilan legal atau keadilan
moral
Plato berpendapat bahwa keadilan
dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan
menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan
pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (Tha man behind the
gun).
B). Keadilan Distributif
Aristoteles
berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilameana hal – hal yang sama
diperlakukan secara sama dan hal – hal yang tidak sama secara tidak sama
(justice is done when equals are treated equally).
C). Keadilan Komutatif
Keadilan ini
bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi
Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban
dalam masyarakat.
D). Kejujuran
Kejujuran atau
jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya apa
yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada
itu adalah kenyataan yang benar – benar ada. Jujur juga berarti seseorang
bersih hatinya dari perbuatan – perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum.
Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan, yang berarti bahwa apa yang
dikatakan harus sama dengan perbuatannya.
Sikap jujur
perlu dipelajari oeleh setiap orang, sebab kejujuran mewujudkan keadilan,
sedang keadilan menuntut kmuliaan abadi, jujur memberikan keberanian dan
ketentraman hati, serta menyucikan lagi pula membuat luhurnya budi pekerti.
Orang bodoh yang jujur adalah
lebih baik daripada orang pandai yang lancing.
Pada hakekatnya jujur atau
kejujuran dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi, kesadaran pengakuan akan
adanya sama hak dan kewajiban, serta rasa takut terhadap kesalahan atau dosa.
Adapun kesadaran moral adalah
kesadarn tentang diri kita sendiri karena kita melihat diri kita sendiri
behadapan dengan hal baik buruk.
Menurut M.
Alamsyah dalam bukunya Budi Nurani, filsafat berfikir, yang disebut Nurani adalah
sebuah wadah yang ada dalam perasaan manusia. Wadah ini menyimpan suatu getaran kejujuran, ketulusan dalam mneropong
kebenaran lokal maupun kebenaran illahi.
Berbagai hal yang menyebabkan
orang berbuat tidak jujur, mungkin karena tidak rela, mungkin karena pengaruh
lingkungan, karena social ekonomi, terpaksa ingin popular, karena sopan santun
dan untuk mendidik.
Dalam kehidupan sehari-hari jujur
atau tidak jujur merupakan bagian hidup yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia itu sendiri.
A.
Kesimpulan
Keadilan
meruapakan pengakuan dan perbuatan yang seimbang antara hak dan kewajiban,
tidak semihak sebelah ataupun tidak sewenang-wenang.
Kejujuran berarti apa yang
dikatakan seseorang itu sesuai dengan hati nuraninya dan kenyataan yang benar.
Kecurangan apa yang dilakukanya tidak sesuai dengan hati nuraninya. Pembalasan
suatu reaksi atas perbuatan orang lain, baik berupa perbuatan yang serupa
ataupun tidak.
B.
Saran-saran
Janganlah
kalian berlaku tidak adil terhadap orang lain. Karena dengan berlaku adil bias
akan mencapai ketentraman dan kemakmuran antar sesama manusia.
Daftar Pustaka
Notowidagdo, rohiman, haji, Ilmu
Budaya Dasar Berdasarkan Al-qur’an dan Hadist, rajawali pers, Jakarta, 2000.
Mustofa, ahmad, Ilmu Budaya
Dasar, Pustaka Setia, solo,1997.
Http/www.carin4mzil.blayspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar